Senin, 09 Juni 2014

HEMOLISIS



I.   PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Tubuh manusia setiap saat terjadi proses sirkulasi berbagai zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk suplai energi sehingga tubuh dapat melakukan aktivitas. Media yang berperan dalam mengedarkan zat-zat tersebut adalah darah. Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan vertebrata yang  berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta  mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme.
Darah terdiri atas dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Komponen sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Sel darah merah (eritrosit) umumnya dapat mengalami kerusakan atau gangguan apabila diletakkan dalam suatu larutan yang tidak sesuai dengan tekanan osmotiknya. Hal ini dapat berpengaruh dalam menjalankan fungsinya dalam tubuh. Sel darah yang mengalami gangguan dapat mengalami hemolisis (pecah) dan krenasi (berkerut).
Hemolisis digunakan untuk menunjukkan terjadinya lisis pada sel darah merah (eritrosit) yang ditandai dengan keluarnya hemoglobin dari sel. Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan karena sel didedahkan pada medium yang hipotonis. Selain itu akan terjadi bila sel darah merah didedahkan dalam larutan yang dapat merusak membran sel dan diletakan pada kondisi yang dapat merusak menembus menbran plasma. Sebaliknya bila sel darah merah (eritrosit) berada pada medium yang hipertonis, maka maka sel akan menjadi berkerut dikarenakan sitoplasmanya tertarik keluar sel, akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Berdasarkan sebelumnya, maka dilakukan praktikum Hemolisis.



B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum hemolisis adalah bagaimana mendemonstrasikan peristiwa hemolisis dan krenasi ?


C.      Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum hemolisis adalah untuk mengetahui peristiwa hemolisis dan krenasi.


D.      Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh pada praktikum hemolisis adalah dapat mengetahui peristiwa hemolisis dan krenasi.










II.   TINJAUAN PUSTAKA
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik yang sama yaitu larutan isotonik. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih besar dari pada larutan lain disebut larutan hipertonik, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari pada larutan lain disebut larutan hipotonik. Membran sel hidup merupakan selaput semipermiabel. Bila sel ditempatkan dalam larutan yang tekanan osmotiknya lebih tinggi (hipertonik), air dalam sel akan keluar sehingga sel berkeriput dan proses ini disebut plasmolisis. Sebaliknya apabila sel ditempatkan dalam larutan yang tekanan osmotiknya lebih rendah (hipotonik), air dari luar akan masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel membengkan dan proses ini disebut plasmotipse (Sumardjo, 2009).
Tonisitas merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh larutan terhadap bentuk sel menurut hukum osmosis. Larutan disebut isotonik terhadap cairan sitoplasma sel jika memiliki konsentrasi yang sama dengan konsentrasi partikel yang tidak dapat berdifusi. Air tidak akan berosmosis ke dalam atau ke luar sel. Larutan disebut hipotonik terhadap sel jika larutan lebih encer dibandingkan isi sel. Gerakan air ke dalam sel dapat menyebabkan sel membengkak hingga akhirnya pecah. Larutan disebut hipertonik terhadap sel jika larutan tersebut lebih kental dibandingkan dengan isi sel. Pergerakan air keluar sel menyebabkan sel berkerut atau biasa disebut dengan krenasi (Sloane, 2004).
Darah adalah suatu jaringan yang terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit yang terendam dalam plasma darah cair. Darah beredar dalam sistem vaskular, mengangkut oksigen dari paru-paru dan nutrien dari saluran cerna ke jaringan lain di seluruh tubuh. Darah juga membawa karbon dioksida dari dari jaringan ke paru-paru dan limbah bernitrogen ke ginjal untuk dikeluarkan dari tubuh. Salah satu bagain atau komponen darah adalah sel darah merah (eritrosit). Eritrosit adalah korpuskula darah yang memberi warna merah pada darah. Eritrosit sangat lentur. Bentuk erotrosit dipengaruhi oleh osmolaritas media sekitarnya. Pada larutan hipotonik sedang, eritrosit membengkak. Dalam larutan yang lebih hipotonik eritrosit membengkak dan membran selnya pecah sehingga hemoglobin keluar sel. Pecahnya eritrosit hipotonik disebut hemolisis (Fawcet dan Bloom, 2002).
Darah merupakan medium transport dalam tubuh. Darah tersusun atas dua komponen, yaitu plasma darah dan sel darah. Plasma darah merupakan bagian yang cair dan terdiri atas air, elektrolit dan protein darah. Sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Sel darah merah (erotrosit) merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Eritrosit dapat mengalami lisis. Proese penghancuran eritrosit terjadi karena proeses patologis atau penambahan larutan yang tidak sesuai dengan konsentrasi dan tekanan osmotik darah (hemolisis). Hemolisis yang terjadi pada eritrosit akan mengakibatkan terurainya komponen hemoglobin menjadi dua, yaitu komponen protein dan heme. Komponen protein yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool protein dan dapat digunakan kembali. Komponen heme akan dipecah menjadi dua, yaitu besi yang masih bisa digunakan dan bilirubin yang kan diekskresikan (Handayani dan Haribowo, 2008).
Hemolisis merupakan suatu keadaan yang menunjukkan pecahnya membran sel darah merah (eritrosit) yang menyebabkan hemoglobinkeluar, karena sel darah merah didedahkan dalam medium atau larutan yang bersifat hipotonis. Hemolisis dapat pula diartikan peningkatan destruksi eritrosit yang disertai peningkatan produksi eritrosit. Diagnosis banding hemolisis dapat dikelompokkan berdasarkan penyebab intrinsik dan ekstrinsik hemolisis. Penyebab intrinsik ditandai dengan adanya kelainan pada eritrosit, termasuk kelainan membran, hemoglobin dan enzim. Penyebab hemolisis ekstrinsik ditandai dengan sel eritrosit abnormal, disertai proses ekternal yang menyebabkan hemolisis (Schwartz, 2005).



III.   METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum hemolisis dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Mei 2014 pukul 15.00-18.00 WITA, bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari.
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum hemolisis dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum hemolisis
        No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Kaca objek
Untuk meletakkan sampel darah yang akan diamati dibawah mikroskop
2.
Blood lancet
Untuk menusuk jari probandus
3.
Tabung reaksi
Untuk meletakkan sampel darah
4.
Pipet tetes
Untuk mengambil larutan
5.
Mikroskop
Untuk mengamati sampel darah
6.
Rak tabung reaksi
Untuk meletakkan tabung reaksi
7.
Kamera
Untuk mengambi gambar hasil pengamatan
8.
Kaca penutup
Untuk menutup sampel darah
9.
Alat tulis
Untuk menuliskan hasil pengamatan

2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum hemolisis dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum hemolisis
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Darah manusia
Sebagai objek pengamatan
2.
Kapas
Sebagai bahan untuk membantu mensterilkan jari
3.
Alkohol 70 %
Sebagai larutan untuk mensterilkan jari
4.
Akuades
Sebagai larutan hipotonik
5.
Larutan NaCl 3 %
Sebagai larutan hipertonik
6.
Larutan NaCl 0,9 %
Sebagai larutan fisiologis yang bersifat isotonik



C.      Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum hemolisis adalah sebagai berikut :
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang kan digunakan.
2.      Mengambil larutan NaCl 0,9 % dan 3 % serta akuades sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3.      Mensterilkan jari dengan menggunakan alkohol 70 % dan kapas.
4.      Menusuk jari dengan menggunakan blood lancet steril.
5.      Meneteskan tiga tetes darah ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades, larutan NaCl 3 % dan 0,9 %.
6.      Menghomogenkan larutan yang berisi sampel darah.
7.      Mengambil larutan dan meneteskannya pada kaca objek sebanyak satu tetes dan menutup dengan menggunakan kaca penutup.
8.      Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 X.
9.      Mengambil gambar hasil pengamatan dan mendokumentasikannya.
10.  Menuliskan hasil pengamatan sesuai format yang ada.









IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum hemolisis dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan hemolisis

No

Perlakuan
Gambar
Keterangan
1.
Isotonik (NaCl 0,9%)


Perbesaran 40 X

Sel darah merah bikonkaf
2.
Hipertonik (NaCl 3%)


Perbesaran 40 X
Sel darah merah mengekrut (Krenasi)

















3.
Hipotonik (Aquades)



Sel darah merah pecah

B.       Pembahasan
Darah adalah cairan yang berfungsi sebagai pengirim zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap penyakit. Darah sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi yang memungkinkan homeostasis jaringan tubuh. Darah terdiri dari sel darah dan plasma darah. Sel darah umumnya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan keping darah.
Sel darah merah (eritrosit) umumnya berwarna merah karena terdapat hemoglobin (Hb) sebagai zat pemberi warna pada darah. Hemoglobin adalah zat warna merah yang tersusun atas protein globin yang padanya terdapat 4 ion Fe2+ yang mengandung heme. Darah manusia umumnya terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah terdiri atas 90 % air, 7-8 % protein yang dapat larut, 1 % elektrolit dan sisanya 1-2 % zat makanan dan bahan mineral.
Hemolisis merupakan suatu proses yang menunjukkan terjadinya lisis pada sel darah merah (eritrosit) dimana hemoglobin keluar dari sel. Hemolisis terjadi jika sel didedahkan dalam medium yang hipotonis. Eritrosit memiliki membran yang bersifat selektif permiabel yang artinya hanya senyawa atau zat tertentu saja yang dapat menembus atau memasuki dinding selnya. Rusaknya membran dari eritrosit biasanya disebabkan karena penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam sel darah. Hal yang mungkin terjadi bila eritrosit dimasukan ke dalam medium yang hipotonis adalah medium tersebut akan masuk ke dalam membran pada eritrosit sehingga sel darah akan menggembung. Pecahnya sel dari eritrosit disebabkan sel tidak dapat menahan tekanan yang terdapat dari dalam sel eritrosit itu sendiri. Sebaliknya bila eritrosit ditempatkan pada larutan yang hipertonis, maka cairan dari dalam erotrosit akan keluar dari dalam sel menuju medium sehingga eritrosit akan menjadi berkerut. Peristiwa ini biasa dikenal dengan krenasi.
Praktikum hemolisis dilakukan pengamatan pada sel darah merah yang ditambahkan larutan NaCl dengan konsentrasi berbeda yaitu 0,9 % sebagai larutan yang bersifat isotonis dan konsentrasi 3 % sebagai larutan yang bersifat hipertonis. Akuades dalam pengamatan ini bersifat sebagai larutan hipotonis. Tujuan dari penggunaan larutan ini adalah untuk melihat peristiwa hemolisis, krenasi atau tidak keduanya pada sel darah merah.
Hasil pengamatan pada perlakuan sel darah merah yang ditambahkan dengan larutan NaCl 0,9 % diperoleh bentuk sel darah merah tetap dalam keadaan bikonkaf dan tetap berwarna merah. Bentuk bikonkaf merupakan bentuk umum dari sel darah merah (eritrosit). Hal ini dikarenakan larutan NaCl 0,9 % bersifat isotonis. Larutan isotonis merupakan larutan fisiologis yang konsentrasinya seimbang baik di dalam maupun di luar sel.
Pengamatan pada perlakuan ketika sel darah merah ditambahkan larutan NaCl 3 % diperoleh sel darah merah tampak kehitaman dan penampakan sel darah merah (eritrosit) tampak berkerut. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa krenasi pada sel darah merah yang dikarenakan larutan NaCl 3 % bersifat hipertonis. Larutan hipertonis akan menyebabkan sitoplasma tertarik keluar sel karena terdapat perbedaan tekanan osmosis di dalam dan di luar sel.
Pengamatan pada perlakuan ketika sel darah merah ditambahkan larutan akuades diperoleh sel darah merah tampak kekuningan dan penampakan sel darah merah ketika diamati dibawah mikroskop tidak ditemukan hasil pengamatan. Namun, teori menjelaskan bahwa sel darah ketika ditambahkan akuades akan memperlihatkan penampakan sel darah merah (eritrosit) tampak pecah. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa hemolisis pada sel darah merah yang dikarenakan larutan akuades bersifat hipotonis. Akuades merupakan cairan hipotonis yang menyebabkan perbedaan konsentrasi dimana konsentrai darah lebih tinggi daripada konsentrasi aquades, sehingga beberapa cairan dari aquades masuk kedalam sel-sel darah merah tersebut sampai konsentrasinya seimbang akan tetapi membran atau lapisan yang dimiliki darah tidak kuat untuk menampung semua itu sehingga terjadilah hemolisis (pecahnya sel darah merah).
Larutan hipotonis akan menyebabkan cairan di luar sel berdifusi ke dalam eritrosit yang menyebabkan perbedaan potensial air, dimana potensial air dari NaCl lebih tinggi dibandingkan potensial air pada eritrosit. Jumlah air yang masuk ke dalam eritrosit semakin bertambah dan melampaui daya tampung dari sel darah merah. Hal ini menyebabkan membran sel darah merah yang bersifat selektif permiabel pecah sehingga sitoplasma dari eritrosit keluar. Hal ini mempermudah molekul air dan ion Cl dari larutan NaCl untuk masuk ke dalam sel darh merah sehingga menyebabkan sel darah merapat dan akhirnya pecah karena tekanan dari molekul air dan ion.
Peristiwa hemolisis dan krenasi tidak pernah terlepas dari peran osmosis dan difusi. Kerusakan pada membran sel darah dikaarenakan sel darah didedahkan pada medium yang hipotonis atau hipertonis. Apabila larutan bersifat hipotonis larutan dari luar akan masuk ke dalam eritrosit sehingga eritrosit menggembung melebihi kemampuan dari sel dan akhirnya pecah karena larutan masuk melalui membran eritrosit yang bersifat semi permiabel. Sedangkan bila larutan bersifat hipertonis dimasukan dalam darah akan menyebabkan isi sel keluar menuju medium sehingga sel mengkerut.

V.   PENUTUP
A.      Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum hemolisis adalah peristiwa hemolisis ditandai dengan pecahnya sel darah merah yang dikarenakan penambahan larutan yang bersifat hipotonis seperti akuades, sedangkan peristiwa krenasi ditandai dengan mengkerutnya sel darah merah yang dikarenakan penambahan larutan yang bersifat hipertonis seperti NaCl 3 % ke dalam sel darah.

B.     Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum hemolisis adalah sebaiknya semua praktikan turut aktif dalam melakukan pengamatan sehingga apa yang menjadi tujuan dari praktikum itu sendiri dapat tercapai dengan baik.










DAFTAR PUSTAKA
Fawcett, D. W. dan Bloom, 2002, Buku Ajar Histologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Handayani,W. dan Haribowo, A. S., 2008, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi, Salemba Medika, Jakarta.
Schwartz, M. W., 2005, Pedoman Klinis Pediatri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sloane, E., 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.





























LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PRAKTIKUM XI
HEMOLISIS

 









OLEH :
NAMA
:
DAFID PRATAMA
STAMBUK
:
F1D1 12 002
KELOMPOK
:
III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING
:
IRJUM BUDIATMAN JAYA










JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014


LAPORAN SEMENTARA
Judul   : Hemolisis
Tujuan : Untuk mendemonstrasikan peristiwa hemolisis dan krenasi pada sel               darah merah
Hari/Tgl : Rabu, 21 Mei 2014
Hasil Pengamatan :
Tabel 1. Hasil pengamatan hemolisis

No

Perlakuan
Gambar
Keterangan
1.
Isotonik (NacL 0,9%)


Perbesaran 40 X

Sel darah merah bikonkaf
2.
Hipertonik (NacL 3%)


Perbesaran 40 X
Sel darah merah mengekrut (krenasi)














3.
Hipotonik (Aquades)



Sel darah merah pecah

Nama-Nama Kelompok III :
1.      Kholifath
2.      Wa Ode Sadawati
3.      Eis Nurhiliya
4.      Farni
5.      Zainab Mola
6.      Febriyanto Meiyer P.
7.      Aditya Aminudin
8.      I Wayan Rustanto
9.      Ernaman

                                                                                    Kendari,   Mei 2014
 Asisten Pembimbing,

                                                                         Irjum Budiatman Jaya

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda