Senin, 09 Juni 2014

IDENTIFIKASI ORGANISME BERBATU DAN BERPASIR

I.   PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Laut seperti halnya daratan, dihuni oleh berbagai jenis biota yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua permukaan laut sampai dasar laut. Keberadaan ini sangat menarik perhatian manusia bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia tetapi juga karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia.
Biota laut hampir menghuni sebagian laut mulai dari pantai, permukaan laut sampai ke dasar laut serta di sekitar muara sungai. Berbagai jenis dari biota laut ini bermacam-macam mulai dari golongan tumbuhan ataupun hewan terbagi lagi dalam beribu-ribu spesies. Pengetahuan atas masing-masing spesies perlu dikuasai untuk dapat mempermudah dalam pengidentifikasian. Selain pengetahuan akan berbagai biota, disamping itu juga perlu pemahaman akan dunia dan pola perkembangan dari biota-biota laut. Masing-masing spesies mempunyai karakteristik dan kebutuhan lingkungan yang berbeda. Banyak potensi yang diperoleh dari pemanfaatan berbagai biota laut.
Biota-biota laut tersebut, ada yang hidup di pantai berbatu dan ada juga yang hidup di pantai berasir. Ekosistem pantai terletak antara garis air surut terendah dan air pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah di mana ditemukan substrat berbatu dan berkerikil (yang mendukung sejumlah terbatas flora dan fauna sesil) hingga daerah berpasir aktif (dimana ditemukan populasi bakteri, protozoa, metazoa) dan daerah berpasir bersubstrat liat dan lumpur. Pantai berbatu merupakan satu dari lingkungan pesisir dan laut yang cukup subur.  Pantai berbatu menjadi habitat bagi berbagai jenis moluska (kerang), binatang laut, kepiting, anemon, dan juga ganggang laut. Fauna pada pantai berbatu terdiri dari berbagai jenis, seperti tiram, siput, kepiting batu dan beberapa jenis ikan yang hidup pada celah-celah diantara bebatuan.
Pantai berpasir adalah salah satu ekosistem penting di daerah pasang surut. Hewan-hewan yang hidup disini umumnya infauna seperti kerang-kerang dan ghost crabs. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan praktikum yang berjudul Karakteristik Organisme Yang Hidup Di Pantai Berbatu dan Berpasir.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Pantai Berpasir adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana karateristik organisme yang hidup di daerah pantai berpasir ?
2.      Bagaimana karateristik organisme yang hidup di daerah pantai berbatu ?
C.      Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Pantai Berpasir adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui karateristik organisme yang hidup di daerah pantai berpasir.
2.      Untuk mengetahui karateristik organism yang hidup di daerah pantai berbatu.

D.      Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Pantai Berpasir adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui karateristik organisme yang hidup di daerah pantai berpasir.
2.      Dapat mengetahui karateristik organism yang hidup di daerah pantai berbatu.















II.   TINJAUAN PUSTAKA
Zona intertidal  merupakan daerah laut yang dipengaruhi oleh daratan. Zona ini memiliki faktor fisik maupun faktor  kimia yang mendukung semua organisme di dalamnya untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Nyabakken (1988) mengemukakan bahwa “Zona intertidal adalah daerah pantai yang terletak antara pasang  tinggi dan surut terendah, daerah ini mewakili peralihan dari kondisi lautan ke kondisi daratan”. Zona ini luasnya sangat terbatas, tetapi banyak terdapat variasi faktor lingkungan yang terbesar dibandingkan dengan daerah lautan lainnya.  Salah satu hewan yang terdapat di zona intertidal adalah hewan  yang termasuk dalam filum  Echinodermata (Katili, 2011).
Keberadaan fauna menjadi salah satu unsur penting di dalam ekosistem. Fauna bersama dengan makhluk hidup lainnya membentuk komponen biotik. Unsur biotik dan abiotik akan membentuk ekosistem. Gangguan terhadap fauna dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Salah satunya yaitu makrozoobenthos. Ini merupakan organisme aquatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif lambat yang sangat dipengaruhi oleh substrat dasar serta kualitas perairan (Wiratmini, dkk., 2008 dalam Yunitawati 2012).
Banyak macam organisme di daerah pantai berpasir, salah satunya adalah meiofauna. Meiofauna dapat pula diartikan sebagai kelompok metazoa kecil yang berada di antara mikrofauna dan makrofauna. Meiofauna yang hidup pada substrat lunak (lumpur pasir) yaitu Foraminifera. Foraminifera  termasuk dalam Filum Protozoa yang mulai berkembang pada jaman Kambrium. Mayoritas hidup pada lingkungan laut dan mempunyai ukuran yang beragam mulai dari 3 µm sampai 3 mm (Haq and Boersma, 1983 dalam Puspasari, dkk., 2012).  
Kawasan estuaria adalah sebuah ekosistem yang mempunyai peran ekologis penting baik sebagai sumber zat hara dan bahan organik, penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan sebagai tempat  berlindung dan tempat mencari makanan dan sebagai tempat untuk bereproduksi dan tempat tumbuh besar sejumlah biota perairan. Pada kawasan estuaria paling banyak ditemukan makrozoobenthos. Makrozoobenthos adalah organisme yang hidup pada dasar perairan, dan merupakan bagian dari rantai makanan yang keberadaannya bergantung pada populasi organisme yang tingkatnya lebih rendah  (Bengen, 2004 dalam Fadli, dkk., 2012).
Indonesia  memiliki perairan laut yang luas dan memiliki keanekaragaman  hayati yang tinggi.  Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk variabilitas hewan, tumbuhan, serta jasad renik di alam (Dahuri, 2003).  Hewan memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi,   misalnya  Echinodermata. Secara umum  Echinodermata  berarti hewan yang berkulit duri. Kelompok utama  Echinodermata terdiri dari lima classis, yaitu Classis Asteroidea (bintang laut) contoh:  Archaster  typicus, Classis Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh:  Amphiodiaurtica,  Classis Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diadema setosium, classis Crinoidea (!ilia laut) contoh: Antedon-rosacea, dan Classis Holothuroidea (Tripang Laut) contoh:  Holothuriascabra  (Jasin, 1984  dalam Rivana dan Mahmudah, 2013). 
III.   METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Berpasir dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Oktober 2013 pukul 08.00-14.00 WITA bertempat di Pantai Toronopa Kendari, dan dilanjutkan di Laboratorium Lanjut Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tanggal 8 Oktober 2013 untuk identifikasi organisme pantai berbatu dan berpasir, kemudian dilanjutkan kembali pada tanggal 31 Oktober 2013 untuk pengamatan organisme zoobentos, bertempat di Ruang Analis Laboran Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Berpasir dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan pada praktikum Karakteristik Organisme Di                Pantai Berbatu dan Berpasir
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Botol Gelap
Sebagai tempat untuk mengisi air laut
2.
Eigman graff
Sebagai penyaring substrat
2.
Kantung Plastik
Sebagai tempat untuk meletakan organisme yang diperoleh
3.
Buku Identifikasi
Sebagai acuan untuk mengidentifikasi organisme yang belum diketahui nama spesiesnya
4.
Mikroskop
Untuk mengamati organisme zoobentos
6.
Kertas Label
Untuk menandai substrat yang telah diambil
5.
Alat Tulis
Untuk menuliskan hasil pengamatan
                                                                                                 
2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Berpasir dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Alat dan Kegunaan pada praktikum Karakteristik Organisme Di                Pantai Berbatu dan Berpasir
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Organisme/Zoobentos
Sebagai objek pengamatan
2.
Air Laut
Sebagai objek pengamatan

C.      Prosedur Kerja
Prosedur Kerja pada praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Berpasir adalah sebagai berikut :
-          Pantai Berbatu
1.      Untuk pengamatan kualitas air laut, menyiapkan toples/botol kosong dan mengambil air laut secukupnya dan memasukan ke dalam botol serta mengukur salinitas dan pH  Laboratorium.
2.      Untuk pengamatan organisme epifauna, membuat transek garis tegak lurus garis pantai berbatu mulai dari perbatasan darat sampai kearah subtidal. Menempatkan plot 1 x 1 m sepanjang garis transek. Mengamati  karateristik dan mengidentifikasi jenis organisme di daerah pantai berbatu. Memberi tanda sangat melimpah (++++), melimpah (+++), jarang (++), hadir (V)
3.      Mengambil sampel jenis-jenis organisme yang ditemukan dan membawanya ke Laboratorium.

-          Pantai Berpasir
1.      Untuk pengamatan kualitas air laut, menyiapkan toples/botol kosong dan mengambil air laut secukupnya dan memasukan ke dalam botol serta mengukur salinitas dan pH di lapangan dan Laboratorium.
2.      Untuk pengamatan distribusi horisontal organisme epifauna, membuat transek garis tegak lurus garis pantai berpasir/lumpur mulai dari perbatasan darat sampai kearah subtidal. Menempatkan plot 1 x 1 m sepanjang garis transek. Mengamati karateristik dan mengidentifikasi jenis organisme di daerah pantai berpasir/berlumpur. Memberi tanda sangat melimpah (++++), melimpah (+++), jarang (++), hadir (V).
3.      Untuk pengamatan distribusi vertikal organisme epifauna, membuat lubang pada kedalam yang berbeda yaitu kedalam 0-10 cm; 10,1-20 cm; 20,1-30 cm; 30,1-40cm; 40,1-50 cm; . Mengemati karateristik dan mengidentifikasi jenis organisme distribusi organisme secara vertikal daerah pantai berpasir/berlumpur. Memberi tanda sangat melimpah (++++), melimpah (+++), jarang (++), hadir (V).
4.      Untuk pengamatan zoobenthos dilakukan dengan pengambilan sampel pasir maupun lumpur kemudian di lakukan pengayahan di Laboratorium sesuai ukuran saringan dapat mengklasisikasikan ukuran bentos (macrofauna, meiofauna dan mikrofauna).
5.      Mengambil sampel jenis-jenis organisme yang ditemukan dan membawanya ke Laboratorium.

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Organisme Pantai Berbatu dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Organisme Pantai Berbatu
No.
Gambar Organisme
Klasifikasi
1.

Kingdom : Animalia
Phylum    : Mollusca
Classis     : Gastropoda
Ordo        : Archaeogastropoda
Familia    : Neritidae
Genus      : Nerita
Species    : Nerita plicata

2.
Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Megastropoda
Familia   : Planaridae
Genus     : Planarix     
Species   : Planarix sulcatus

3.
Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       :Mesogastropoda
Familia   : Stombidae
Genus     : Strombus
Species   : Strombus labiatus

4.
Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Mesogastropoda
Familia   : Nassariidae
Genus     : Nassarius   
Species   : Nassarius calospira
5.
Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Littorinimorpha
Familia   : Ranellidae
Genus     : Gyrineum  
Species   : Gyrineum roseum

6.
Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Neogastropoda
Familia   : Muricidae
Genus     : Bedeva      
Species   : Bedeva sp.

7.
Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Mesogastropoda
Familia   : Nassariidae
Genus     : Nassarius   
Species   : Nassarius globosus

8.
Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Archaeogastropoda
Familia   : Neritidae
Genus     : Nerita        
Species   : Nerita maxima






Hasil pengamatan pada Organisme pantai Berpasir dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Organisme Pantai Berpasir
No.
Kedalaman
Gambar Organisme
Klasifikasi
1.
0-10 cm
-
-
2.
10-20 cm
Kingdom  : Animalia
Phylum    : Mollusca
Classis     : Gastropoda
Ordo        : Archaeogastropoda
Familia    : Neritropsidae
Genus      : Neritopsis 
Species    : Neritopsis radula

Kingdom  : Animalia
Phylum    : Mollusca
Classis     : Gastropoda
Ordo        : Mesogastropoda
Familia    : Cerithidae
Genus      : Cerithium 
Species    : Cerithium alveolum

Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Caenogastropoda
Familia   : Thiaridae
Genus     : Thiara        
Species   : Thiara scabra



Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Mesogastropoda
Familia   : Nassariidae
Genus     : Nassarius   
Species   : Nassarius calospira


2.
20-30 cm

Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       : Neritropsina
Familia   : Neritidae
Genus     : Neritina     
Species   : Neritina turritus

Kingdom  : Animalia
Phylum    : Mollusca
Classis     : Gastropoda
Ordo        : Mesogastropoda
Familia    : Nassariidae
Genus      : Nassarius  
Species    : Nassarius optimus

Kingdom  : Animalia
Phylum    : Mollusca
Classis     : Gastropoda
Ordo        : Caenogastropoda
Familia    : Naticidae
Genus      : Polinices   
Species    : Polinices tumidus



Kingdom  : Animalia
Phylum    : Mollusca
Classis     : Gastropoda
Ordo        : Mesogastropoda
Familia    : Nassariidae
Genus      : Nassarius  
Species    : Nassarius calospira

3.
30-40 cm
Kingdom  : Animalia
Phylum    : Mollusca
Classis     : Gastropoda
Ordo        :Mesogastropoda
Familia    : Stombidae
Genus      : Strombus
Species    : Strombus labiatus

Kingdom : Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis    : Gastropoda
Ordo       :Mesogastropoda
Familia   : Stombidae
Genus     : Strombus
Specie    :Strombus               microurceus

4.
40-50 cm
Kingdom   : Animalia
Phylum     : Mollusca
Classis      : Gastropoda
Ordo         : Megastropoda
Familia     : Littorinidae
Genus       : Littoraria
Species     : Littoraria scabra
Kingdom  : Animalia
Phylum    : Mollusca
Classis     : Gastropoda
Ordo        : Littorinimorpha
Familia    : cassidae
Genus      : casmaria
Species    : C. ponderosa



B.       Pembahasan
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara. Pada umumnya, lingkungan laut bersifat dinamis dan kehidupan organisme di laut di pengaruhi oleh banyak faktor, seperti pergerakan air laut, suhu, salinitas, dan cahaya. Pergerakan air laut dapat disebabkan beberapa hal, yaitu angin yang berhenbus di permukaan laut, pengadukan yang terjadi karena perbedaan suhu air laut, aktivitas pasang surut, dan lain-lain.
Pantai berbatu adalah salah satu bagian ekosistem penting didaerah pasang surut. Kawasan ini biasanya dibagi menjadi beberapa zona seperti supralittoral , supralittoral fringe dan midlittoral zone (true intertidal). Karakteristik organisme yang hidup di pantai berbatu adalah kemampuan melakukan beberapa adapatasi seperti kulit mengandung sement maupun zat kapur, tubuhnya fleksibel, melekat pada batu dan atau berlindung pada lubang dibatu. Beberapa kelompok organisme yang dijumpai di daerah ini adalah dari kelompok algae, bintang laut, Anemon laut, Tube Worms, Hermit Crabs dan Mollusca.
Pantai berpasir adalah salah satu ekosistem penting di daerah pasang surut. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis organisme laut baik tumbuhan laut seperti mangrove, lamum dan alga maupun hewan-hewan laut seperti cacing, kepiting, bintang laut maupun kerang-kerang. Distribusi hewan didaerah ini dipengaruhi oleh hempasan ombak. Hewan hidup aktif bergerak atau hewan hidup dalam lubang, temperature kurang bervariasi dan oksigen terlarut terbatas.  Pantai berpasir umumnya kurang begitu jelas sistem zonasinya meskipun secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu zone Supralitoral dan zone Midlitoral dengan hewan-hewan yang umum adalah echinoderms, mollusks dan cacing.
Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan substrat sedimen atau tanah. Khusus pada zona intertidal, hewan-hewan yang hidup di atas permukaan pasir (epifauna) lebih sedikit di jumpai di bandingkan dengan daerah subtidal. Sedangkan infauna adalah hewan yang hidup di dalam sedimen atau di bawah substrat. Organisme penghuni intertidal merupakan organisme air yang selalu berlindung dengan baik dari kekeringan di pantai yang berpasir lebih halus dari pada yang berpasir kasar atau kerikil.
Praktikum Karakteristik Organisme di pantai Berbatu dan Berpasir dilakukan dengan dua cara. Untuk pengamatan pada organisme pantai berpasir, dilakukan dengan membuat lubang yang kedalamannya bervariasi, yaitu 0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm, 30-40 cm, dan 40-50 cm. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis organisme apa saja yang hidup pada kedalaman tertentu.
Hasil pengamatan pada organisme pantai berpasir dengan kedalaman 0-10 cm tidak ditemukan satu organisme pun. Pada kedalaman 10-20 cm  ditemukan organisme berupa Neritropis radula, Thiara scabra, dan Cerithium alveolum, yang masing-masing berjumlah satu individu. Kedalaman 20-30 cm organismenya berupa Nassarius calospira, Neritina turritus, Nassarius optimus, Polinices tumidus. Kedalaman 30-40 cm organismenya berupa Nassarius calospira, Strombus labiatus, dan Strombus microurceus, sedangkan untuk kedalaman 40-50 cm organismenya berupa Littoraria scabra, Casmaria ponderosa.
Pengamatan pada organisme pantai berbatu antara lain Nerita plicata, Planarix sulcatus, Strombus labiatus, Nassarius calospira, Gyrineum roseum, Bedeva sp., Nassarius globosus, dan Nerita maxima. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pantai berbatu maupun pantai berpasir dapat diketahui bahwa species Nassarius calospira paling mendominasi di kedua tempat.
Organisme-organisme yang ditemukan pada kedua tempat tersebut termasuk ke dalam phyllum mollusca kelas gastropoda. Gastropoda adalah bagian dari filum mollusca yang merupakan hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang disebut kaki. Ciri-cirinya yaitu memiliki tripoblastik, simetri bilateral, mempunyai cangkang berbentuk kerucut dan berpilin-pilin. Cangkang limpet tidak kelihatan mengulir, meskipun pada tingkat larva, cangkangnya kemudian hilang setelah menjadi dewasa. Memiliki sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.




V.   PENUTUP
A.    Simpulan
Simpulan pada praktikum Karakteristik Organisme Pantai Berbatu dan  Pantai Berpasir adalah sebagai berikut :
1.      Karakteristik organisme yang hidup di daerah pantai berbatu adalah . kemampuan melakukan beberapa adaptasi seperti kulit mengandung semen maupun zat kapur, tubuhnya fleksibel, melekat pada batu dan atau berlindung pada lubang dibatu. Beberapa kelompok organisme yang hidup di daerah ini adalah dari kelompok algae, Sea stars, Anemon laut, dan Mollusca.
2.      Karakteristik organisme yang hidup di daerah pantai berpasir adalah umumnya distribusi hewan dipengaruhi oleh hempasan ombak. Hewan hidup aktif bergerak atau hewan hidup dalam lubang, temperatur kurang bervariasi dan oksigen terlarut terbatas. Hewan-hewan yang hidup umumnya infauna seperti kerang-kerangan, echinodermata, mollusca dan cacing.
A.    Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum Karakteristik Organisme Pantai Berbatu dan Pantai Berpasir adalah  sebaiknya asisten harus konsisten dengan jadwal praktikum yang telah ditetapkan sebelumnya, agar praktikan tidak menunggu lama dan praktikum dapat berlangsung dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Fadli, Nur., Setiawan, Ichsan., fadhilah, Nurul., 2012, Keragaman   makrozoobenthos di perairan Kuala Gigieng Kabupaten Aceh Besar, ISSN             2089-7790, Vol. 1 (1) : 45-46.

Katili, Abubakar Sidik, 2011, Struktur Komunitas Echinodermata Pada Zona         Intertidal di Gorontalo, Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Vol. 8, No. 1 :     52.
Puspasari, R., Marsoedi, Sartimbul, A., Suhartati, 2012, Kelimpahan Foraminifera Bentik Pada Sedimen Permukaan Perairan Dangkal Pantai Timur           Semenanjung Ujung Kulon, Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon,             Banten, Jurnal Penelitian Perikanan, Vol. 1 (1) : 2.
Rivana, C. R. dan Mahmudah, Siti, 2013, Potensi Phyllum Echinodermata  Di       Pantai Pailus Jepara Sebagai Sumber Bahan Pangan, Pendidikan Biologi IKIP PGRI Semarang, Semarang.
Yunitawati, Sunarto, Hasan, Zahidah., 2012, Hubungan Antara Karakteristik         Substrat Dengan struktur Komunitas Makrozoobenthos di Sungai Cantigi        Kabupaten Indramayu, Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol. 3 (3) : 222.














LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT
PRAKTIKUM II
KARAKTERISTIK ORGANISME DI PANTAI BERBATU DAN BERPASIR
 








OLEH :
                                          NAMA                 : DAFID PRATAMA
                                          NIM                     : F1D1 12 002
                                          KELAS               :  B
                                          KELOMPOK      :  II (DUA)
                                          ASISTEN            : IZAL

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda