IDENTIFIKASI ORGANISME BERBATU DAN BERPASIR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laut seperti
halnya daratan, dihuni oleh berbagai jenis biota yakni tumbuh-tumbuhan, hewan
dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua permukaan laut
sampai dasar laut. Keberadaan ini sangat menarik perhatian manusia bukan saja
karena kehidupannya yang penuh rahasia tetapi juga karena manfaatnya yang besar
bagi kehidupan manusia.
Biota laut hampir menghuni
sebagian laut mulai dari pantai, permukaan laut sampai ke dasar laut serta di
sekitar muara sungai. Berbagai jenis dari biota laut ini bermacam-macam mulai
dari golongan tumbuhan ataupun hewan terbagi lagi dalam beribu-ribu spesies.
Pengetahuan atas masing-masing spesies perlu dikuasai untuk dapat mempermudah
dalam pengidentifikasian. Selain pengetahuan akan berbagai biota, disamping itu
juga perlu pemahaman akan dunia dan pola perkembangan dari biota-biota laut. Masing-masing spesies mempunyai karakteristik dan kebutuhan lingkungan yang
berbeda. Banyak potensi yang diperoleh dari pemanfaatan berbagai biota laut.
Biota-biota laut tersebut, ada yang hidup di pantai
berbatu dan ada juga yang hidup di pantai berasir. Ekosistem pantai terletak antara garis air surut terendah dan air pasang
tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah di mana ditemukan substrat
berbatu dan berkerikil (yang mendukung sejumlah terbatas flora dan fauna sesil)
hingga daerah berpasir aktif (dimana ditemukan populasi bakteri, protozoa,
metazoa) dan daerah berpasir bersubstrat liat dan lumpur. Pantai berbatu merupakan satu dari lingkungan pesisir
dan laut yang cukup subur. Pantai berbatu menjadi habitat bagi berbagai
jenis moluska (kerang), binatang laut, kepiting, anemon, dan juga ganggang
laut. Fauna pada pantai berbatu terdiri dari berbagai jenis, seperti tiram,
siput, kepiting batu dan beberapa jenis ikan yang hidup pada celah-celah
diantara bebatuan.
Pantai berpasir adalah salah satu
ekosistem penting di daerah pasang surut. Hewan-hewan yang hidup disini umumnya
infauna seperti kerang-kerang dan ghost crabs. Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dilakukan praktikum yang berjudul Karakteristik
Organisme Yang Hidup Di Pantai Berbatu dan Berpasir.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Karakteristik Organisme
Di Pantai Berbatu dan Pantai Berpasir adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana karateristik
organisme yang hidup di daerah pantai berpasir ?
2.
Bagaimana karateristik
organisme yang hidup di daerah pantai berbatu ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum Karakteristik Organisme Di
Pantai Berbatu dan Pantai Berpasir adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui karateristik organisme yang hidup di daerah pantai berpasir.
2. Untuk
mengetahui karateristik organism yang hidup di daerah pantai berbatu.
D.
Manfaat
Praktikum
Manfaat pada praktikum
Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Pantai Berpasir adalah sebagai
berikut :
1. Dapat
mengetahui karateristik organisme yang hidup di daerah pantai berpasir.
2. Dapat
mengetahui karateristik organism yang hidup di daerah pantai berbatu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Zona intertidal merupakan daerah laut yang dipengaruhi oleh
daratan. Zona ini memiliki faktor fisik maupun faktor kimia yang mendukung semua organisme di
dalamnya untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Nyabakken (1988)
mengemukakan bahwa “Zona intertidal adalah daerah pantai yang terletak antara
pasang tinggi dan surut terendah, daerah
ini mewakili peralihan dari kondisi lautan ke kondisi daratan”. Zona ini
luasnya sangat terbatas, tetapi banyak terdapat variasi faktor lingkungan yang
terbesar dibandingkan dengan daerah lautan lainnya. Salah satu hewan yang terdapat di zona
intertidal adalah hewan yang termasuk
dalam filum Echinodermata (Katili,
2011).
Keberadaan fauna
menjadi salah satu unsur penting di dalam ekosistem. Fauna bersama dengan
makhluk hidup lainnya membentuk komponen biotik. Unsur biotik dan abiotik akan
membentuk ekosistem. Gangguan terhadap fauna dapat mempengaruhi keseimbangan
lingkungan hidup. Salah satunya yaitu makrozoobenthos. Ini merupakan organisme
aquatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif lambat yang
sangat dipengaruhi oleh substrat dasar serta kualitas perairan (Wiratmini,
dkk., 2008 dalam Yunitawati 2012).
Banyak macam
organisme di daerah pantai berpasir, salah satunya adalah meiofauna. Meiofauna
dapat pula diartikan sebagai kelompok metazoa kecil yang berada di antara mikrofauna
dan makrofauna. Meiofauna yang hidup pada substrat lunak (lumpur pasir) yaitu
Foraminifera. Foraminifera termasuk
dalam Filum Protozoa yang mulai berkembang pada jaman Kambrium. Mayoritas hidup
pada lingkungan laut dan mempunyai ukuran yang beragam mulai dari 3 µm sampai 3
mm (Haq and Boersma, 1983 dalam Puspasari, dkk., 2012).
Kawasan estuaria
adalah sebuah ekosistem yang mempunyai peran ekologis penting baik sebagai
sumber zat hara dan bahan organik, penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari
makanan dan sebagai tempat untuk bereproduksi dan tempat tumbuh besar sejumlah
biota perairan. Pada kawasan estuaria paling banyak ditemukan makrozoobenthos. Makrozoobenthos
adalah organisme yang hidup pada dasar perairan, dan merupakan bagian dari
rantai makanan yang keberadaannya bergantung pada populasi organisme yang
tingkatnya lebih rendah (Bengen, 2004
dalam Fadli, dkk., 2012).
Indonesia memiliki perairan laut yang luas dan memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi. Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang
digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk variabilitas
hewan, tumbuhan, serta jasad renik di alam (Dahuri, 2003). Hewan memiliki keanekaragaman spesies yang
tinggi, misalnya Echinodermata. Secara umum Echinodermata
berarti hewan yang berkulit duri. Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima classis,
yaitu Classis Asteroidea (bintang laut) contoh:
Archaster typicus, Classis
Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh:
Amphiodiaurtica, Classis
Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diadema setosium, classis Crinoidea (!ilia
laut) contoh: Antedon-rosacea, dan Classis Holothuroidea (Tripang Laut)
contoh: Holothuriascabra (Jasin, 1984
dalam Rivana dan Mahmudah, 2013).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum Karakteristik Organisme
Di Pantai Berbatu dan Berpasir dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Oktober
2013 pukul 08.00-14.00 WITA bertempat di Pantai Toronopa Kendari, dan
dilanjutkan di Laboratorium Lanjut Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam pada tanggal 8 Oktober 2013 untuk identifikasi organisme pantai berbatu
dan berpasir, kemudian dilanjutkan kembali pada tanggal 31 Oktober 2013 untuk
pengamatan organisme zoobentos, bertempat di Ruang Analis Laboran Universitas
Halu Oleo (UHO) Kendari.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum
Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Berpasir dapat dilihat pada tabel
1.
Tabel 1. Alat dan
Kegunaan pada praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai
Berbatu dan Berpasir
No.
|
Nama
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Botol Gelap
|
Sebagai tempat untuk mengisi air laut
|
2.
|
Eigman graff
|
Sebagai penyaring substrat
|
2.
|
Kantung Plastik
|
Sebagai tempat untuk meletakan organisme yang
diperoleh
|
3.
|
Buku Identifikasi
|
Sebagai acuan untuk mengidentifikasi organisme
yang belum diketahui nama spesiesnya
|
4.
|
Mikroskop
|
Untuk mengamati organisme zoobentos
|
6.
|
Kertas Label
|
Untuk menandai substrat yang telah diambil
|
5.
|
Alat Tulis
|
Untuk menuliskan hasil pengamatan
|
2.
Bahan
Bahan yang digunakan pada
praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Berpasir dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Alat dan
Kegunaan pada praktikum Karakteristik Organisme Di Pantai
Berbatu dan Berpasir
No.
|
Nama
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Organisme/Zoobentos
|
Sebagai objek pengamatan
|
2.
|
Air Laut
|
Sebagai objek pengamatan
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja pada praktikum
Karakteristik Organisme Di Pantai Berbatu dan Berpasir adalah sebagai berikut :
-
Pantai
Berbatu
1. Untuk
pengamatan kualitas air laut, menyiapkan toples/botol kosong dan mengambil air
laut secukupnya dan memasukan ke dalam botol serta mengukur salinitas dan
pH Laboratorium.
2. Untuk
pengamatan organisme epifauna, membuat transek garis tegak lurus garis pantai
berbatu mulai dari perbatasan darat sampai kearah subtidal. Menempatkan plot 1
x 1 m sepanjang garis transek. Mengamati karateristik dan mengidentifikasi jenis
organisme di daerah pantai berbatu. Memberi tanda sangat melimpah (++++),
melimpah (+++), jarang (++), hadir (V)
3. Mengambil
sampel jenis-jenis organisme yang ditemukan dan membawanya ke Laboratorium.
-
Pantai
Berpasir
1. Untuk
pengamatan kualitas air laut, menyiapkan toples/botol kosong dan mengambil air
laut secukupnya dan memasukan ke dalam botol serta mengukur salinitas dan pH di
lapangan dan Laboratorium.
2. Untuk
pengamatan distribusi horisontal
organisme epifauna, membuat transek garis tegak lurus garis pantai
berpasir/lumpur mulai dari perbatasan darat sampai kearah subtidal. Menempatkan
plot 1 x 1 m sepanjang garis transek. Mengamati karateristik dan mengidentifikasi
jenis organisme di daerah pantai berpasir/berlumpur. Memberi tanda sangat
melimpah (++++), melimpah (+++), jarang (++), hadir (V).
3. Untuk
pengamatan distribusi vertikal organisme
epifauna, membuat lubang pada kedalam yang berbeda yaitu kedalam 0-10 cm;
10,1-20 cm; 20,1-30 cm; 30,1-40cm; 40,1-50 cm; . Mengemati karateristik dan mengidentifikasi
jenis organisme distribusi organisme secara vertikal daerah pantai berpasir/berlumpur.
Memberi tanda sangat melimpah (++++), melimpah (+++), jarang (++), hadir (V).
4. Untuk
pengamatan zoobenthos dilakukan dengan pengambilan sampel pasir maupun lumpur
kemudian di lakukan pengayahan di Laboratorium sesuai ukuran saringan dapat
mengklasisikasikan ukuran bentos (macrofauna, meiofauna dan mikrofauna).
5. Mengambil
sampel jenis-jenis organisme yang ditemukan dan membawanya ke Laboratorium.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum Organisme Pantai Berbatu dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel
3.
Organisme Pantai Berbatu
No.
|
Gambar
Organisme
|
Klasifikasi
|
1.
|
|
Kingdom
: Animalia
Phylum : Mollusca
Classis :
Gastropoda
Ordo :
Archaeogastropoda
Familia : Neritidae
Genus : Nerita
Species : Nerita
plicata
|
2.
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Megastropoda
Familia : Planaridae
Genus : Planarix
Species : Planarix sulcatus
|
3.
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis :
Gastropoda
Ordo :Mesogastropoda
Familia :
Stombidae
Genus : Strombus
Species : Strombus labiatus
|
4.
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Familia : Nassariidae
Genus : Nassarius
Species : Nassarius calospira
|
5.
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Littorinimorpha
Familia : Ranellidae
Genus : Gyrineum
Species : Gyrineum
roseum
|
6.
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Familia : Muricidae
Genus : Bedeva
Species : Bedeva sp.
|
7.
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Familia : Nassariidae
Genus : Nassarius
Species : Nassarius globosus
|
8.
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Archaeogastropoda
Familia : Neritidae
Genus : Nerita
Species : Nerita maxima
|
Hasil
pengamatan pada Organisme pantai Berpasir dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel
4.
Organisme Pantai Berpasir
No.
|
Kedalaman
|
Gambar
Organisme
|
Klasifikasi
|
1.
|
0-10
cm
|
-
|
-
|
2.
|
10-20
cm
|
|
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Archaeogastropoda
Familia :
Neritropsidae
Genus : Neritopsis
Species :
Neritopsis radula
|
|
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Familia :
Cerithidae
Genus : Cerithium
Species :
Cerithium alveolum
|
||
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Caenogastropoda
Familia : Thiaridae
Genus : Thiara
Species : Thiara scabra
|
||
|
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Familia : Nassariidae
Genus : Nassarius
Species : Nassarius calospira
|
2.
|
20-30
cm
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Neritropsina
Familia : Neritidae
Genus : Neritina
Species : Neritina turritus
|
|
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Familia :
Nassariidae
Genus : Nassarius
Species :
Nassarius optimus
|
||
|
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Caenogastropoda
Familia :
Naticidae
Genus : Polinices
Species :
Polinices tumidus
|
||
|
|
|
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Familia :
Nassariidae
Genus : Nassarius
Species :
Nassarius calospira
|
3.
|
30-40
cm
|
|
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis
: Gastropoda
Ordo :Mesogastropoda
Familia :
Stombidae
Genus : Strombus
Species :
Strombus labiatus
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis :
Gastropoda
Ordo :Mesogastropoda
Familia :
Stombidae
Genus : Strombus
Specie :Strombus
microurceus
|
||
4.
|
40-50
cm
|
|
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis
: Gastropoda
Ordo : Megastropoda
Familia :
Littorinidae
Genus : Littoraria
Species :
Littoraria scabra
|
|
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis :
Gastropoda
Ordo : Littorinimorpha
Familia :
cassidae
Genus : casmaria
Species : C. ponderosa
|
B.
Pembahasan
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang
terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi
batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini diukur
mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara. Pada
umumnya, lingkungan laut bersifat dinamis dan kehidupan organisme di laut di
pengaruhi oleh banyak faktor, seperti pergerakan air laut, suhu, salinitas, dan
cahaya. Pergerakan air laut dapat disebabkan beberapa hal, yaitu angin yang
berhenbus di permukaan laut, pengadukan yang terjadi karena perbedaan suhu air
laut, aktivitas pasang surut, dan lain-lain.
Pantai berbatu adalah
salah satu bagian ekosistem penting didaerah pasang surut. Kawasan ini biasanya
dibagi menjadi beberapa zona seperti supralittoral , supralittoral fringe dan midlittoral
zone (true intertidal). Karakteristik organisme yang hidup di pantai berbatu
adalah kemampuan melakukan beberapa adapatasi seperti kulit mengandung sement
maupun zat kapur, tubuhnya fleksibel, melekat pada batu dan atau berlindung
pada lubang dibatu. Beberapa kelompok organisme yang dijumpai di daerah ini
adalah dari kelompok algae, bintang laut, Anemon laut, Tube Worms, Hermit Crabs
dan Mollusca.
Pantai berpasir adalah
salah satu ekosistem penting di daerah pasang surut. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis organisme laut baik tumbuhan laut seperti mangrove, lamum dan
alga maupun hewan-hewan laut seperti cacing, kepiting, bintang laut maupun
kerang-kerang. Distribusi hewan didaerah ini dipengaruhi oleh hempasan ombak. Hewan
hidup aktif bergerak atau hewan hidup dalam lubang, temperature kurang
bervariasi dan oksigen terlarut terbatas. Pantai berpasir umumnya kurang begitu jelas
sistem zonasinya meskipun secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
zone Supralitoral dan zone Midlitoral dengan hewan-hewan yang umum adalah echinoderms,
mollusks dan cacing.
Epifauna adalah hewan yang hidup di
atas permukaan substrat sedimen atau tanah. Khusus pada zona intertidal,
hewan-hewan yang hidup di atas permukaan pasir (epifauna) lebih sedikit di
jumpai di bandingkan dengan daerah subtidal. Sedangkan infauna adalah hewan
yang hidup di dalam sedimen atau di bawah substrat. Organisme penghuni
intertidal merupakan organisme air yang selalu berlindung dengan baik dari
kekeringan di pantai yang berpasir lebih halus dari pada yang berpasir kasar
atau kerikil.
Praktikum
Karakteristik Organisme di pantai Berbatu dan Berpasir dilakukan dengan dua
cara. Untuk pengamatan pada organisme pantai berpasir, dilakukan dengan membuat
lubang yang kedalamannya bervariasi, yaitu 0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm, 30-40
cm, dan 40-50 cm. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis organisme apa saja
yang hidup pada kedalaman tertentu.
Hasil pengamatan pada
organisme pantai berpasir dengan kedalaman 0-10 cm tidak ditemukan satu
organisme pun. Pada kedalaman 10-20 cm ditemukan
organisme berupa Neritropis radula, Thiara scabra, dan Cerithium alveolum, yang masing-masing berjumlah satu individu.
Kedalaman 20-30 cm organismenya berupa Nassarius
calospira, Neritina turritus, Nassarius optimus, Polinices tumidus. Kedalaman 30-40 cm organismenya berupa Nassarius calospira, Strombus labiatus, dan Strombus microurceus, sedangkan untuk
kedalaman 40-50 cm organismenya berupa Littoraria
scabra, Casmaria ponderosa.
Pengamatan pada
organisme pantai berbatu antara lain Nerita
plicata, Planarix sulcatus, Strombus labiatus, Nassarius calospira, Gyrineum
roseum, Bedeva sp., Nassarius globosus,
dan Nerita maxima. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan pada pantai berbatu maupun pantai berpasir dapat
diketahui bahwa species Nassarius calospira
paling mendominasi di kedua tempat.
Organisme-organisme
yang ditemukan pada kedua tempat tersebut termasuk ke dalam phyllum mollusca
kelas gastropoda. Gastropoda
adalah bagian dari filum mollusca yang merupakan hewan yang bertubuh lunak,
berjalan dengan perut yang disebut kaki. Ciri-cirinya yaitu memiliki
tripoblastik, simetri bilateral, mempunyai cangkang berbentuk kerucut dan
berpilin-pilin. Cangkang limpet tidak kelihatan mengulir, meskipun pada
tingkat larva, cangkangnya kemudian hilang setelah menjadi dewasa. Memiliki sepasang
tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.
V. PENUTUP
A.
Simpulan
Simpulan pada
praktikum Karakteristik
Organisme Pantai Berbatu dan Pantai
Berpasir adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik
organisme yang hidup di daerah pantai berbatu adalah .
kemampuan melakukan beberapa adaptasi seperti kulit mengandung semen maupun zat
kapur, tubuhnya fleksibel, melekat pada batu dan atau berlindung pada lubang
dibatu. Beberapa kelompok organisme yang hidup di daerah ini adalah dari
kelompok algae, Sea stars, Anemon laut, dan Mollusca.
2. Karakteristik
organisme yang hidup di daerah pantai berpasir adalah umumnya distribusi hewan
dipengaruhi oleh hempasan ombak. Hewan hidup aktif bergerak atau hewan hidup
dalam lubang, temperatur kurang bervariasi dan oksigen terlarut terbatas.
Hewan-hewan yang hidup umumnya infauna seperti kerang-kerangan, echinodermata,
mollusca dan cacing.
A.
Saran
Saran
yang dapat saya ajukan pada praktikum Karakteristik Organisme Pantai Berbatu dan Pantai Berpasir
adalah sebaiknya asisten harus konsisten dengan
jadwal praktikum yang telah ditetapkan sebelumnya, agar praktikan tidak
menunggu lama dan praktikum dapat berlangsung dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Fadli,
Nur., Setiawan, Ichsan., fadhilah, Nurul., 2012, Keragaman makrozoobenthos di perairan Kuala Gigieng Kabupaten
Aceh Besar, ISSN 2089-7790, Vol.
1 (1) : 45-46.
Katili, Abubakar
Sidik, 2011, Struktur Komunitas Echinodermata Pada Zona Intertidal di Gorontalo, Jurnal
Penelitian dan Pendidikan, Vol. 8,
No. 1 : 52.
Puspasari, R., Marsoedi,
Sartimbul, A., Suhartati, 2012, Kelimpahan Foraminifera Bentik Pada Sedimen Permukaan Perairan Dangkal Pantai Timur Semenanjung Ujung Kulon, Kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon, Banten, Jurnal Penelitian Perikanan, Vol. 1 (1) :
2.
Rivana, C. R. dan Mahmudah, Siti,
2013, Potensi Phyllum Echinodermata Di Pantai
Pailus Jepara Sebagai Sumber Bahan Pangan, Pendidikan Biologi IKIP PGRI Semarang, Semarang.
Yunitawati, Sunarto, Hasan,
Zahidah., 2012, Hubungan Antara Karakteristik Substrat
Dengan struktur Komunitas Makrozoobenthos di Sungai Cantigi Kabupaten Indramayu, Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol.
3 (3) : 222.
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT
PRAKTIKUM
II
KARAKTERISTIK
ORGANISME DI PANTAI BERBATU DAN BERPASIR
OLEH :
NAMA : DAFID
PRATAMA
NIM : F1D1 12 002
KELAS : B
KELOMPOK
: II (DUA)
ASISTEN : IZAL
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2013
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda