Senin, 09 Juni 2014

IDENTIFIKASI BENTOS



I.   PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Istilah  bentos berasal dari bahasa Yunani yang artinya "kedalaman laut". Bentos juga digunakan dalam biologi air tawar untuk merujuk pada organisme di dasar air tawar,  badan air , seperti danau dan sungai. Bentos merupakan sebuah organisme yang tinggal di dalam, atau di dasar laut, dikenal sebagai zona bentik. Bentos tinggal di dekat laut atau endapan lingkungan, dari pasang surut di sepanjang tepi kolam, dan kemudian ke bawah abisal pada kedalaman. Kedalaman air, suhu dan salinitas, dan jenis substrat lokal semua mempengaruhi ada tidaknya bentos di suatu tempat .
Bentos adalah organisme dasar perairan, baik berupa hewan maupun tumbuhan, baik yang hidup di permukaan dasar ataupun di dasar perairan. Makrozoobentos lebih banyak ditemukan di perairan tergenang (lentik) dari pada perairan. Bentos merupakan biota yang menempel, merayap, dan meliang di dasar perairan. Kedalaman air, suhu,  salinitas, dan jenis substrat  semuanya merupakan faktor yang  mempengaruhi ada tidaknya bentos di suatu tempat. Banyak organisme bentos yang dapat kita jumpai di sepanjang daerah pantai, dan juga pada daerah ekosistem mangrove. Ada yang hidup di dalam liang tanah, merayap pada substrat berlumpur, ada yang menepel pada kayu yang membusuk, menempel pada batu,  menempel pada akar mangrove, dan juga yang hidupnya menempel pada lamun. Selain itu, terdapat pula  bentos yang hidupnya menempel pada dasar perairan.
Mengamati tingkat pencemaran dapat diamati melalui biondikator, diantaranya adalah melalui plankton dan bentos. Hal ini dikarenakan organisme ini merupakan makhluk hidup yang rentan terhadap jenis racun yang ada diperairan. Bentos merupakan makhluk yang paling lambat perpindahannya, sehingga bentos merupakan organisme yang paling menderita akibat bahan pencemar. Oleh sebab itu, bentos sering dijadikan bio-indikator dalam mengamati pencemaran perairan selain plankton dan ikan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan praktikum Bentos.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos adalah bagaimana mengetahui kelimpahan Benthos di perairan Pantai Tanjung Tiram ?

C.      Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Kelimpahan Jenis Benthos adalah untuk  mengetahui kelimpahan Benthos di perairan Pantai Tanjung Tiram.

D.       Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum Kelimpahan Jenis Benthos adalah dapat mengetahui kelimpahan Benthos di perairan Pantai Tanjung Tiram.




II.   TINJAUAN PUSTAKA
Bentos merupakan kelompok organisme yang hidup di dalam atau di permukaan sedimen dasar perairan. Bentos memiliki sifat kepekaan terhadap beberapa bahan pencemar, mobilitas yang rendah, mudah ditangkap dan memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Oleh karena itu peran bentos dalam keseimbangan suatu ekosistem perairan dapat menjadi indikator kondisi ekologi terkini pada kawasan tertentu. Keragaman jenis merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat kestabilan yang mencirikan kekayaan jenis dan keseimbangan suatu komunitas. Faktor utama yang mempengaruhi jumlah bentos, keragaman jenis, dan dominasi, antara lain adanya kerusakan habitat alami, pencemaran kimiawi, dan perubahan iklim (Purnami, dkk., 2010).
Makrozoobenthos adalah organisme akuatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif lambat yang sangat dipengaruhi oleh substrat dasar serta kualitas perairan. Makrozzobenthos berperan penting dalam siklus nutrien di dasar perairan karena berfungsi sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari algae planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. Makrozzobenthos merupakan zoobenthos berukuran lebih dari 1 mm. Substrat dasar merupakan salah satu faktor ekologis utama yang mempengaruhi struktur komunitas makrozzobenthos (Yunitawati, dkk., 2012).
Besarnya keanekaragaman dan kelimpahan organisme laut, terutama makro zoobentos (bivalve) diperairan padang lamun, tentu ada keterkaitannya dengan tingginya produktivitas primer dipadang lamun (Barnes and Hughes, 1999). Selanjutnya, komunitas lamun yang nampaknya seragam dengan satu atau dua jenis spesies yang dominan, pada kenyataannya merupakan ekositem dengan komunitas yang kompleks, karena terdiri dari berbagai jenis organisme epifit, epizoik, makrozoobentos, epifauna, infauna, larva udang yang saling berasosiasi satu dengan yang lainnya. Sebagai sumber makanan utama bagi hewan makrozoobentos (bivalve), epifauna, infauna, dan berbagai jenis ikan demersal, mikrofibentos memainkan peranan yang sangat penting dan berarti dalam ekosistem padang lamun (Rimiatsih, dkk., 2007).
Makrobenthos merupakan bagian dari benthos yang salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan perannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia, dan biologi perairan (Rakhmanda,  2011).
Salah satu kelompok biota laut yang hidup di kawasan estuaria adalah golongan makroozoobenthos. Makrozoobenthos adalah organisme yang hidup pada dasar perairan, dan merupakan bagian dari rantai makanan yang keberadaannya bergantung pada populasi organisme yang tingkatnya lebih rendah. Makrozoobenthos juga merupakan sumber makanan utama bagi organisme lainnya seperti ikan demersal. Makrozoobenthos juga merupakan organisme yang hidup menetap (sesile) dan memiliki daya adaptasi yang bervariasi terhadap kondisi lingkungan. Selain itu tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran (Fadli, dkk., 2012).
III.   METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum Kelimpahan Jenis Benthos dilaksanakan pada hari Minggu,tanggal 17 November 2013 pukul 9.00-14.00 WITA, dan dilanjutkan kembali pada hari Senin,  pada tanggal 18 November 2013 pukul 14.00-15.00 WITA. Bertempat di Laboratorium MIPA Lama dan Ruang Analisis,  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos.
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Buku dan alat tulis
Untuk menulis hasil pengamatan
2.
Label
Untuk menandai sampel
3.
 Kantong plastik
Sebagai wadah tempat menyimpan sampel
4.
Saringan bertingkat
Untuk menyaring sampel
5.
Buku identifikasi benthos
Untuk memudahkan mengidentifikasi benthos
6.
Eigman graff
Untuk memudahkan mengambil sampel
7.
Mikroskop okuler
Untuk mengamati benthos
8.
Cawan petri
Untuk meletakkan substrat pasir



2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos dapat dilihat pada Tabel 2.
Table 2. Bahan yang digunakan pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos.
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Air
Untuk memudahkan penyaringan pada benthos
2.
Benthos
Sebagai bahan yang diamati


B.     Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Benthos adalah sebagai berikut :
1.    Melakukan sampling pengamatan secara horizontal sebanyak 3 titik pengambilan.
2.    Mengambil sampel benthos dengan menggunakan eigman graff.
3.    Memasukkan sampel ke dalam kantung sampel.
4.    Menyaring dengan menggunakan saringan bertingkat.
5.    Mengamati setiap hasil saringan di bawah mikroskop.
6.    Mengidentifikasi setiap jenis benthos yang ditemukan.






DAFTAR PUSTAKA
Fadli, Nur., Setiawan, Ichsan., Fadhilah, Nurul, 2012, Keragaman   makrozoobenthos di perairan Kuala Gigieng Kabupaten Aceh Besar,          Jurnal ISSN, 1 (1) : 46.

Purnami, Ajeng Tri., Sunarto., Setyono, Prabang, 2010, Study Of Bentos   Community Based On Diversity And Similarity Index In Cengklik Dam    Boyolali, Jurnal Ekosains, II (2) : 50-51.

Rakhmanda, Andhika, 2011, Estimati Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta, Ekologi Perairan, UGM, Yogyakarta. 5, (1) : 7.

Rimatsih, Ita., Widianingsih, 2007, Kelimpahan dan Pola Sebaran Kerang-Kerangan (Bivalve) di Ekosistem Padang Lamun, Perairan Jepara, Ilmu Kelautan, Universitas Ponegoro, Semarang. 12, (1) : 53.

Yunitawati., Sunarto., Hasan, Zahidah., 2012, Hubungan antara Karakteristik        Substrat dengan Struktur Komunitas Makrozoobnthos di Sungai          Cantigi            Kabupaten Indramayu, Jurnal Perikanan dan kelautan, 3 (3) : 222.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda