IDENTIFIKASI BENTOS
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Istilah
bentos berasal dari bahasa Yunani yang artinya "kedalaman
laut". Bentos juga digunakan dalam biologi air tawar untuk merujuk pada organisme
di dasar air tawar, badan air , seperti danau dan
sungai. Bentos merupakan sebuah organisme yang tinggal di dalam, atau di dasar laut,
dikenal sebagai zona bentik. Bentos
tinggal di dekat laut atau endapan lingkungan, dari pasang surut
di sepanjang tepi kolam, dan kemudian ke bawah abisal pada kedalaman.
Kedalaman air, suhu dan salinitas, dan jenis substrat lokal semua mempengaruhi
ada tidaknya bentos di suatu tempat .
Bentos
adalah organisme dasar perairan, baik berupa hewan maupun tumbuhan, baik yang
hidup di permukaan dasar ataupun di dasar perairan. Makrozoobentos lebih banyak
ditemukan di perairan tergenang (lentik) dari pada perairan. Bentos
merupakan biota yang menempel, merayap, dan meliang di dasar perairan.
Kedalaman air, suhu, salinitas, dan jenis substrat semuanya
merupakan faktor yang mempengaruhi ada tidaknya bentos di suatu tempat.
Banyak organisme bentos yang dapat kita jumpai di sepanjang daerah pantai, dan
juga pada daerah ekosistem mangrove. Ada yang hidup di dalam liang tanah,
merayap pada substrat berlumpur, ada yang menepel pada kayu yang membusuk,
menempel pada batu, menempel pada akar mangrove, dan juga yang hidupnya
menempel pada lamun. Selain itu, terdapat pula bentos yang hidupnya
menempel pada dasar perairan.
Mengamati
tingkat pencemaran dapat diamati melalui biondikator, diantaranya adalah
melalui plankton dan bentos. Hal
ini dikarenakan organisme ini
merupakan makhluk hidup yang rentan terhadap jenis racun yang ada diperairan.
Bentos merupakan makhluk yang paling lambat perpindahannya, sehingga bentos
merupakan organisme yang paling menderita akibat bahan pencemar. Oleh sebab
itu, bentos sering dijadikan bio-indikator dalam mengamati pencemaran perairan
selain plankton dan ikan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan praktikum Bentos.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos
adalah bagaimana mengetahui kelimpahan Benthos di
perairan Pantai Tanjung Tiram ?
C.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum Kelimpahan Jenis Benthos adalah
untuk mengetahui kelimpahan Benthos di perairan Pantai Tanjung
Tiram.
D.
Manfaat Praktikum
Manfaat
dari praktikum Kelimpahan Jenis Benthos adalah
dapat mengetahui kelimpahan Benthos di perairan Pantai
Tanjung Tiram.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bentos merupakan kelompok organisme yang
hidup di dalam atau di permukaan sedimen dasar perairan. Bentos memiliki sifat
kepekaan terhadap beberapa bahan pencemar, mobilitas yang rendah, mudah
ditangkap dan memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Oleh karena itu peran
bentos dalam keseimbangan suatu ekosistem perairan dapat menjadi indikator
kondisi ekologi terkini pada kawasan tertentu. Keragaman jenis merupakan
parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat kestabilan yang
mencirikan kekayaan jenis dan keseimbangan suatu komunitas. Faktor utama yang
mempengaruhi jumlah bentos, keragaman jenis, dan dominasi, antara lain adanya
kerusakan habitat alami, pencemaran kimiawi, dan perubahan iklim (Purnami,
dkk., 2010).
Makrozoobenthos adalah organisme
akuatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif lambat yang
sangat dipengaruhi oleh substrat dasar serta kualitas perairan. Makrozzobenthos
berperan penting dalam siklus nutrien di dasar perairan karena berfungsi
sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari
algae planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. Makrozzobenthos merupakan
zoobenthos berukuran lebih dari 1 mm. Substrat dasar merupakan salah satu
faktor ekologis utama yang mempengaruhi struktur komunitas makrozzobenthos
(Yunitawati, dkk., 2012).
Besarnya keanekaragaman dan
kelimpahan organisme laut, terutama makro zoobentos (bivalve) diperairan padang
lamun, tentu ada keterkaitannya dengan tingginya produktivitas primer dipadang
lamun (Barnes and Hughes, 1999). Selanjutnya, komunitas lamun yang nampaknya
seragam dengan satu atau dua jenis spesies yang dominan, pada kenyataannya
merupakan ekositem dengan komunitas yang kompleks, karena terdiri dari berbagai
jenis organisme epifit, epizoik, makrozoobentos, epifauna, infauna, larva udang
yang saling berasosiasi satu dengan yang lainnya. Sebagai sumber makanan utama
bagi hewan makrozoobentos (bivalve), epifauna, infauna, dan berbagai jenis ikan
demersal, mikrofibentos memainkan peranan yang sangat penting dan berarti dalam
ekosistem padang lamun (Rimiatsih, dkk., 2007).
Makrobenthos merupakan bagian dari
benthos yang salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan
dengan perannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Tingkat
keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai
indikator pencemaran. Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan
populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia, dan biologi
perairan (Rakhmanda, 2011).
Salah satu kelompok biota laut
yang hidup di kawasan estuaria adalah golongan makroozoobenthos. Makrozoobenthos
adalah organisme yang hidup pada dasar perairan, dan merupakan bagian dari
rantai makanan yang keberadaannya bergantung pada populasi organisme yang
tingkatnya lebih rendah. Makrozoobenthos juga merupakan sumber makanan utama
bagi organisme lainnya seperti ikan demersal. Makrozoobenthos juga merupakan organisme
yang hidup menetap (sesile) dan memiliki daya adaptasi yang bervariasi terhadap
kondisi lingkungan. Selain itu tingkat keanekaragaman yang terdapat di
lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran (Fadli, dkk.,
2012).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
Kelimpahan Jenis Benthos dilaksanakan pada hari Minggu,tanggal 17 November 2013 pukul 9.00-14.00 WITA, dan dilanjutkan kembali pada hari Senin, pada tanggal 18 November 2013 pukul
14.00-15.00 WITA. Bertempat di Laboratorium MIPA Lama dan Ruang Analisis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang
digunakan pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos.
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Buku dan alat tulis
|
Untuk menulis hasil pengamatan
|
2.
|
Label
|
Untuk menandai sampel
|
3.
|
Kantong plastik
|
Sebagai wadah tempat menyimpan
sampel
|
4.
|
Saringan bertingkat
|
Untuk menyaring sampel
|
5.
|
Buku identifikasi benthos
|
Untuk memudahkan mengidentifikasi
benthos
|
6.
|
Eigman graff
|
Untuk memudahkan mengambil sampel
|
7.
|
Mikroskop okuler
|
Untuk mengamati benthos
|
8.
|
Cawan petri
|
Untuk meletakkan substrat
pasir
|
2.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos dapat dilihat pada Tabel 2.
Table 2. Bahan yang
digunakan pada praktikum Kelimpahan Jenis Benthos.
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Air
|
Untuk memudahkan
penyaringan pada benthos
|
2.
|
Benthos
|
Sebagai bahan
yang diamati
|
B. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum Benthos adalah sebagai berikut :
1. Melakukan sampling pengamatan secara horizontal sebanyak
3 titik pengambilan.
2. Mengambil sampel benthos dengan menggunakan eigman graff.
3. Memasukkan sampel ke dalam kantung sampel.
4. Menyaring dengan menggunakan saringan bertingkat.
5. Mengamati setiap hasil saringan di bawah mikroskop.
6. Mengidentifikasi setiap jenis benthos yang ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
Fadli, Nur., Setiawan, Ichsan.,
Fadhilah, Nurul, 2012, Keragaman makrozoobenthos
di perairan Kuala Gigieng Kabupaten Aceh Besar, Jurnal ISSN, 1 (1) : 46.
Purnami, Ajeng Tri., Sunarto., Setyono, Prabang, 2010, Study Of Bentos Community Based On Diversity And Similarity
Index In Cengklik Dam Boyolali, Jurnal
Ekosains, II (2) : 50-51.
Rakhmanda, Andhika, 2011, Estimati Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta, Ekologi
Perairan, UGM, Yogyakarta. 5, (1)
: 7.
Rimatsih, Ita., Widianingsih, 2007, Kelimpahan dan Pola Sebaran Kerang-Kerangan (Bivalve) di Ekosistem
Padang Lamun, Perairan Jepara, Ilmu Kelautan, Universitas Ponegoro,
Semarang. 12, (1) : 53.
Yunitawati., Sunarto., Hasan, Zahidah., 2012, Hubungan antara Karakteristik
Substrat dengan Struktur Komunitas
Makrozoobnthos di Sungai Cantigi Kabupaten Indramayu, Jurnal Perikanan dan kelautan, 3 (3) : 222.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda